Lutimterkini- Senin (03/05/2021) hari ini, kabupaten Luwu Timur genap berusia 18 tahun. Daerah yang dijuluki Bumi Batara Guru ini resmi mekar dari kabupaten induknya Luwu Utara pada tahun 2003 yang disahkan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003.
Pada tahun ini, peringatan hari jadi Luwu Timur di bawah nakhoda baru bupati Budiman mengusung tema “ Luwu Timur Maju dan Berkelanjutan” . Tentu saja kedua makna ini semakin komplit dengan landasan nilai agama dan budaya.
Maju mengandung makna bahwa program pembangunan yang dilaksanakan ke depan diupayakan agar hasilnya lebih baik dari capaian tahun sebelumnya. Capaian-capaian positif yang ditorehkan pada masa lalu seyogiyanya menjadi motivasi bagi perangkat pemerintah daerah untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, kekurangan pada masa atau tahun-tahun sebelumnya menjadi bahan introsepksi atau evaluasi untuk dibenahi di waktu mendatang.
Berkelanjutan mengandung makna bahwa hal-hal yang baik pada masa lalu harus diteruskan untuk lebih baik lagi. Sebaliknya, hal-hal yang buruk di masa lalu bisa menjadi hikmah dan perbaikan di masa mendatang. Pelaksanaan program pembangunan saat ini, hendaknya mempertimbangkan kepentingan generasi mendatang. Oleh karena itu penyiapan sumber daya manusia (SDM) generasi saat ini menjadi salah satu fokus bagi pemerintah daerah Luwu Timur untuk terus dibenahi dan dikembangkan.
Kemajuan dan keberlanjutan di atas pun harus ditopang atau berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya dalam mewujudkannya. Nilai agama dan budaya harus hadir pada setiap langkah dan denyut pelaksanaan pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembinaan kemasyarakatan.
Aspek dari nilai agama dan budaya tersebut akan berimbas pada meningkatnya kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat secara holistik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya PDRB per kapita, menurunnya angka pengangguran, menurunnya rasio penduduk miskin, meningkatnya jumlah dan kualitas rumah tinggal, serta meningkatnya daya beli masyarakat. Capaian ini akan terukur dalam kurun waktu 2021-2026 mendatang.
Di sisi lain, capaian misi terhadap perkembangan ekonomi yang berdaya saing dan memiliki jejaring yang luas menjadi indikator penting dengan daya dukung pada sektor pertanian olahan dan terciptanya nilai tambah, serta menguatkan struktur ekonomi yang berujung pada pertumbuhan ekonomi.
Misi lainnya adalah tersedianya infrastruktur daerah yang memadai dan lingkungan yang berkualitas. Tujuannya adalah agar infrastruktur daerah di berbagai sektor dapat terakses hingga daerah terisolir di Luwu Timur, minimal pada daerah-daerah terpencil. Sedangkan kondisi lingkungan yang berkualitas dan responsif bencana berupa pengendalian sumber daya hutan, sungai dan wilayah pesisir, serta tertata dan bersihnya wilayah ibukota kabupaten dan kecamatan, tempat-tempat pelayanan publik dan area publik lainnya.
Selain itu, harapan akan terciptanya kepemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik dalam kurun waktu lima tahun yang ditandai dengan meningkatnya kapasitas aparatur daerah dalam aspek manajerial, kepemimpinan, fungsional dan teknikal. Harapan lainnya adalah perwujudan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan partisipatif yang didasari pada pelrluasan jangkauan dan layanan publik di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktir dasar.
Dalam tiga tahun terakhir, kesejahteraan rakyat di Luwu Timur secara umum menunjukkan capaian yang menggembirakan (merujuk pada data BPS) . Seperti di sektor pendidikan dengan merujuk pada angka rata-rata lama sekolah, tercatat pada 2015 yakni 7,87 tahun, kemudian 7,88 pada tahun 2016 .. Angka ini kemudian meningkat di tahun berikutnya 2017 tercatat menjadi 8,20 tahun, di tahun 2018 meningkat 8,45 tahun dan 2019 menjadi 8, 54 tahun. Selanjutnya untuk Harapan Lama sekolah tercatat 12,36 (2015), 12,78 (2016), 12,79 (2017) 12,81 (2018) dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 12,82 tahun.
Di sektor kesehatan, merujuk pada angka harapan hidup tahun 2015 yakni 69,64 tahun, 69,71 tahun (2016), 69,79 tahun (2017), lalu menjadi 70, 03 tahun pada 2018 dan 70,38 tahun pada 2019.
Indeks pembangunan manusia (IPM) Luwu Timur dari tahun 2010- 2019 juga menunjukkan capaian yang menggembirakan. Bahkan melampaui kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan pada periode yang sama.
Pada tahun 2010 IPM Luwu Timur tercatat 68,47. Sementara capaian IPM Sulsel 66,00. Pada tahun 2014, IPM Luwu Timur adalah 69,75 sedangkan IPM Sulsel 68,49,. Selanjutnya poada tahun 2019, IPM Luwu Timur meningkat 72, 80 sedangkan IPM Sulsel adalah 71,66.
Berpijak pada data IPM Luwu Timur tersebut, terdapat tiga masalah yang harus mendapat perhatian ke depan dalam kaitan pembinaan kualitas manusia di Luwu Timur., yakni : memelihara momentum capaian IPM tersebut, mendorong atau mengintensifkan berbagai faktor yang berpengaruh sehingga capaian IPM ini dapat lebih maksimal dan mencermati lebih mendalam masing-masing komponen IPM guna melihat kemajuan dan ketertinggalannya.
Selain capaian IPM itu, perkembangan ekonomi Luwu Timur secara umum juga menggemberikan jika merujuk pada data yang disajikan BPS. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) dalam rentang waktu 2010-2019. Pada tahun 2010, PDRB Luwu Timur tercatat sebesar 11.834.165, 15 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2018 menjadi 20.393. 893, 9 juta rupiah dan tahun 2019 sebesar Rp. 20.996. 749, 6. Atau tumbuh hanya sebesar 0,93 persen.
Dalam rentang waktu 9 tahun tersebut, meningkat sebesar 9.162.585, 45 juta atau sebesar 77,42 persen atau rata-rata sebesar 8, 6 persen per tahun.
BPS mencatat perkembangan PDRB Luwu Timur ini (fluktuatif) disebabkan oleh dua hal yakni besarnya pengaruh sektor pertambangan dan penggalian terhadap kumulatif PDRB Luwu Timur. Ketika kontribusi sektor pertambangan dan penggalian ini menurun, maka juga kumulatif PDRB Luwu Timur mengalami penurunan. Sebaliknya, jika ketika PDRB dari sektor pertambangan dan penggalian ini meningkat, maka kumulatif PDRB Luwu Timur juga meningkat.
Data yang disajikan BPS menyebutkan, Pada tahun 2015 PDRB dari sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebesar 11.198. 466,21 juta rupiah. Terhadap total PDRB pada tahun yang sama menunjukkan besarnya kontribusi yang dicapai sebesar 58,27 %. Kemudian pada tahun 2019 sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9.504.925,5 juta rupiah terhadap total PDRB pada tahun yang sama sebesar sebesar 20.996.749, 6 juta rupiah dengan kontribusi yang dicapai 45, 26 % atau mengalami penurunan sebesar 13 %.
Sementara di luar sektor pertambangan dan penggalian tercatat kontribusi peningkatan dimana pada tahun 2015 sebesar 41, 73 persen menjadi 55, 74 persen pada tahun 2019 atau sebesar 14,01 persen. . Artinya dengan penurunan ini memerlukan langkah strategis agar tidak lagi serta merta mengandalakan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor unggulan di masa mendatang guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu adanya pengaruh kecenderungan global yang berdampak pada kondisi permintaan produk tersebut, juga sangat ditentukan oleh keterbatasan lokasi tambang dan batas waktu perjanjian kontrak dengan negara mitra.
Semoga dengan hari jadinya yang ke-18 tahun, kabupaten Luwu Timur bisa makin maju dan berkembang. Ekonomi rakyat bisa menggeliat walaupun di tengah pandemi covid 19 yang mengglobal. Jaya lah Luwu Timur Ku. Semoga. (Tim Redaksi).