Malili, Lutimterkini- Beragam cara dilakukan pejabat untuk menarik perhatian dan simpati audiens saat berpidato dan memberikan sambutan. Salah satunya adalah melempar pantun untuk menyejukkan suasana. Seperti yang diilakoni bupati Luwu Timur, Budiman,, baik ketika mengawali ataupun menutup pidato sambutannya dalam suatu kegiatan.
Moment bupati Budiman melontarkan pantun membuat hadirin kagum dan direspon dengan gelak tawa serta tepuk tangan. Pantun memiliki fungsi interaksi atau pergaulan yang kuat dalam mencairkan suasana menjadi lebih segar. Dalam peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Seniman Muhammad Agus Yamin dalam artikelnya di kompasiana.com mengungkapkan pantun menunjukkan kecepatan berfikir seseorang dalam merangkai kata atau bermain kata. “ pantun juga akan memberi kesan mendalam bagi pendengar dan khalayak untuk menyimak secara seksama isi pidato yang dikemukakan seseorang,” tandas Agus Yaman.
Dari catatan Lutimterkini.com, pantun yang dilontarkan bupati Budiman acapkali dikaitkan dengan khasanah atau kearifan lokal dan nilai-nilai budaya masyarakat Luwu Timur yang dikenal heterogen.
“ Pantun di dalam masyarakat berfungsi juga sebagai alat pendidikan, nasehat, sindiran, pengesahan suatu upacara, pengesahan menyambut pengantin, penguat adat, pengendalian sosial dan sebagainya agar norma-norma dalam masyarakat tetap terjaga.” Pungkas Agus Yaman. (LT/ net. Kom)