Lutim- Empat orang napi terorisme (Naipter) asal Luwu Timur masing-masing Libra, Rusli, Priyono dan Agung dinyatakan bebas dari lembaga pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor Jawa Barat. Keempatnya dibebaskan setelah menjalani masa hukuman.
” Pada tanggal 11dan 14 Agustus 2020 sekira pukul 09.00 wita telah tiba 4 (Empat) orang Eks. Napiter di Mako Polsek Wotu dan Polsek Mangkutana asal Luwu Timur yang telah seleasi menjalani masa hukuman di Lapas Gunung Sidur Bogor Jawa Barat dan Lapas Kelas II A Besi Nusakambangan dikawal oleh 2 orang personil Densus 88 Anti Teror (AT) Mabes Polri dengan menggunakan mobil Avanza warna hitam No. Pol : DD 1324 OK dan Pihak Kelurga” ujar Sumber Lutimterkini.com di Mapolsk Wotu dan Mangkutana.
Kedatangan 4 eks napi terorisme ini disambut pemerintah setempat serta Perssonil Polres Luwu Timur dan diserahkan kepada keluarganya, ” Keempatnya lalu dibawa ke kediaman masing-masing di Kelurahan Tomoni, Desa Bangun Jaya Kecamatan Tomoni dan desa Tarengge kabupaten Luwu Timur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Keempat Eks. Napiter ditahan oleh Densus 88 karena merupakan Kelompok JAD Poso (Jamaah Ansharut Daulah) yang terbukti melakukan Tindak Pidana Terorisme dan dinyatakan bebas setelah mendapatkan remisi karena selama didalam tahanan di nilai berkelaukuan baik
Pada tanggal 12 Rusli Tawil Husein als Uchi. dan tanggal 15 Agustus 2020 Polres Luwu melakukan silaturrahmi dengan penanggung jawab Ops yakni Kasat Intelkam Polres Luwu Timur Iptu Palmer Sianipar, SH. dikediaman 4 (Dua) Orang Mantan Napi Terorisme Yaitu Priyono , Libra Agung dan Rusli
Dalam kesempatan itu. Personil Polres Lutim menyerahkan bantuan sembako dan baju koko kepada keempat eks Napiter.” Kami Ucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan. Kami menyadari bahwa tindak pidana terorisme adalah pelanggaran berat dan mealnggar hukum dan kami bersedia dan berjanji akan kembali ke pangkuan ibu pertiwi NKRI,” terang Agung, eks Napiter mewakili rekannya.
” Saya Agung Bin Muh. Tohib, eks Napiter Nusa Kambangan mengimbau kepada rekan-rekan ikhwan kabupaten Luwu Timur agar tidak terpengaruh dengan paham radikalisme hingga berujung pada aksi terorisme. Mari senantiasa kita menjaga toleransi umat beragama dan berikrar bahwa negara kesatuan Repunlik Indonesia (NKRI) adalah Harga Mati,” imbuh Agung. (LT/Acr).