Malili, Lutimterkini.com,- Perusahaan tambang Nikel yang beroperasi di Luwu Timur, PT. Vale Indonesia, Tbk setiap tahunnya mengumumkan pencapaian kinerja perusahaan. Selain capaian produksi dan penjualan, emiten ini juga mengumumkan pencapaian laba yang dibukukan setia tahunnya.
Seperti dikutip dari laman (website) PT. Vale Indonesia, Tbk tercantum laporan kinerja bisnis (laba bersih) perusahaan, termasuk kontribusi PT. Vale ke kas Negara. Berikut ini rincian laba dan kontribusi PT. Vale ke kas Negara selam lima tahun terakhir :
- Tahun 2020, laba bersih 82,8 Juta U$- Kontribusi ke Kas Negara 72,9 Juta U$
- Tahun 2019, laba bersih 57,4 Juta U$- Kontribusi ke Kas Negara 129 Juta U$
- Tahun 2018, laba bersih 60,5 juta U$, Kontribusi ke Kas Negara 91,7 Juta U$
- Tahun 2017, minus 15,6 juta U$- Kontribusi ke Kas Negara 66 ,2 Juta U$
- Tahun 2016,, Laba bersih 1,91 juta U$- Kontribusi ke Kas Negara 80,9 Juta U$
Selain laporan keuntungan (laba) dan kontribusi ke kas Negara, PT. Vale juga mencantumkan laporan Volume produksinya setiap tahun. Berikur rinciannya :
- Tahun 2020, Volume Produksi 72,237 metrik ton
- Tahun 2019, Volume Produksi 72, 044 metrik ton
- Tahun 2018, Volume Produksi 74, 806 metrik ton
- Tahun 2017, Volume Produksi 76, 807 metrik ton
- Tahun 2016, Volume Produksi 77, 591 metrik ton
“Perseroan berhasil merealisasikan target produksi nikel dalam matte, dengan total produksi 72.237 ton atau 98,95 persen dari target. Penjualan pada tahun 2020 mencapai 72.846 ton, lebih tinggi 1 persen dari 72.044 ton pada tahun 2019. Selama ini, perseroan melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dan mengurangi potensi dampak penyebaran Covid-19 pada operasi,” Ujar Nicolas Canter, Presiden Direktur PT. Vale dalam laporan kinerja perusahaan tahun 2020 lalu.
Dari sisi penjualan, lanjut Nicolas, perseroan berhasil mencatatkan realisasi penjualan nikel matte pada tahun 2020 sebanyak 72.846 ton, relatif sama dengan target semula sebesar 72.600 ton. Namun karena harga realisasi rata-rata lebih rendah dari yang diharapkan, pendapatan yang dibukukan perseroan lebih rendah dari target semula.
“Total pengeluaran kas untuk menopang modal dan proyek perluasan adalah US$152,1 juta, lebih rendah dari target semula sebesar US$180 juta. Hal ini terutama karena penundaan pembangunan kembali Tanur 4 hingga 2021. Perseroan juga menyalurkan modal untuk mendukung proyek pengembangan Pomalaa dan Bahodopi sejalan dengan kemajuan studi, perizinan, dan negosiasi dengan mitra yang ditunjuk. Namun, keputusan investasi akhir untuk Pomalaa dan Bahodopi ditunda karena Covid-19, oleh karena itu akan memakan waktu lebih lama dari yang diantisipasi,” paparnya. (LT/ACS).