Malili, Lutimterkini- Berbagai elemen masyarakat menginginkan pesta demokrasi di Luwu Timur, pemilihan bupati dan wakil bupati pada tanggal 9 Desember berlangsung secara demokratis, bermartabat dan mengusung semangat kebersamaan tanpa menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
Harapan itu juga dilontarkan tokoh masyarakat Luwu Timur, HM. Nur Husain dalam bincang dengan Lutimterkini.com, Senin (20/07/2020). Menurut pamong senior itu, seorang pemimpin sudah ditakdirkan dan ditetapkan oleh Allah SWT. ” Masyarakat Luwu Timur telah dewasa dalam berdemokrasi. Kita jangan terpecah belah oleh karena perbedaan pilihan. Seorang pemimpin itu sudah ditetapkan dan ditakdirkan oleh Allah SWT,” sebut Nur Husain.
Mantan calon bupati Luwu Timur ini melanjutkan, kedewasaan berpolitik masyarakat Luwu Timur telah teruji dalam berbagai kontestasi pemilihan umum. ” Jangan karena berbeda pilihan akan berimbas pada friksi dan perpecahan di tengah masyarakat. Yang rugi adalah masyarakat dan daerah kita akan tertinggal karena sibuk dengan dendam politik,” imbuhnya. Lalu, sosok pemimpin bagaimana yang didambakan Nur Husain ?
” Seorang pemimpin itu harus memiliki kualitas dan kompetensi yang mumpuni, memiliki pengalaman dan melayani masyarakat serta ditunjang dengan integritas, dan memiliki konsep perencaaan yang matang dalam rangka membangun daerah ” bebernya.
Dia melanjutkan, hingga saat ini dirinya belum menentukan ke mana arah dukungannya dalam pilkada Luwu Timur 2020 mendatang. ” Saya masih menunggu hasil survei. Paramaternya di situ. Tidak boleh ada salah satu kubu yang mengklaim bahwa dirinya kuat dan unggul ” paparr Nur Husain.
Jika nantinya hasil survei telah dirilis oleh lembaga survei yang kredibel, maka barulah akan memberi dukungan dan support kepada pasangan calon. ” Saya masih menunggu hasil survei untuk menentukan arah dukungan. Dari sini barulah kita back up dan beri penguatan untuk menyiapkan konsep dalam membangun daerah ini,” tuturnya.
” Dukungan saya kepada pribadi atau figur tertentu juga akan saya bawa ke forum masyarakat di akar rumput yang masih ‘ setia’ dan sevisi dengan kami. Dari forum inilah juga menjadi pertimbangan saya dalam menentukan sikap,” lanjut mantan kepala Bappeda Luwu Utara ini.
Menyangkut kualitas demokrasi di Bumi Batara Guru, Nur Husain mengingatkan pentingnya menjaga semangat kebersamaan, kerukunan sesama warga Luwu Timur. ” Iklim demokrasi yang sejuk harus tetap kita rawat dan jaga, masyarakat tidak boleh terpecah belah oleh karena pilihan yang berbeda,” harapnya.
Dia juga tidak setuju jika kepemimpinan harus diraih dengan cara-cara yang tidak bermartabat dan merusak tatanan demokrasi. salah satunya adalah politik uang (money politics). ” Money politics itu merusak. masyarakat harus disadarkan bahwa perbuatan sogok atau suap dengan memberi materi atau uang akan merusak tatanan demokrasi karena itu tidak berkah. Marilah kita dewasa dalam berdemokrasi, tanpa menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan,” pungkas Nur Husain. (LT/ACS)