Lutimterkini- Kepedulian dan komitmen PT Vale Indonesia Tbk terhadap Keberlanjutan termasuk aspek Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan), kini dapat dilihat dalam laporan keberlanjutan atau Sustainability Report tahun 2022.
Tahun ini PT Vale mengambil tema “Transforming Our Values, Shaping Our Future” atau “Mentransformasikan Nilai Menyiapkan Masa Depan” dalam laporan setebal 70 halaman tersebut. Tema itu terkait dengan peranan perseroan sebagai perusahaan pertambangan nikel yang semakin strategis, khususnya pada era dekarbonisasi global. Nikel yang diolah PT Vale akan diadopsi pada produk-produk yang memungkinkan penurunan emisi karbon di seluruh dunia.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy dalam laporan tersebut menyatakan, aspek lingkungan dan sosial menjadi atensi perusahaan. Selain itu, tata kelola yang baik diyakini dapat menumbuhkan kinerja ekonomi dan budaya keberlanjutan. Praktik-praktik terbaik yang berkelanjutan konsisten diterapkan.
“Selama tahun 2022 kami mencatatkan pencapaian positif kinerja pengelolaan lingkungan, sosial, tata kelola, serta ekonomi. Dalam mewujudkan komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) absolut cakupan satu dan dua sebesar 33% pada tahun 2030 dan menuju net zero emisi tahun 2050,” ungkap Febriany.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan yang diberikan kepada PT Vale dalam menerapkan praktik-praktik keberlanjutan. Kami berharap dukungan yang diberikan akan terus berlanjut dan kerja sama yang sudah terbangun menjadi lebih baik lagi untuk mengantarkan PT Vale mewujudkan ambisi menjadi pionir praktik praktik pertambangan berkelanjutan di Indonesia bahkan dunia,” tambah Febriany.
Saat ini, PT Vale mengoperasikan pabrik nikel Sorowako dengan intensitas karbon 26,94 Ton CO2 eq/Ton Ni, terendah di Indonesia. Perseroan juga mencatatkan pengurangan emisi GRK sebesar 330.669 ton CO2eq.
Komitmen pengurangan emisi karbon ini juga akan diterapkan di dua proyek pengembangan PT Vale. Pada Indonesia Growth Project (IGP) Morowali Sulawesi Tengah, PT Vale dan para mitra, yakni TISCO, dan Xinhai, sepakat untuk mengoperasikan pabrik pertama dengan energi listrik dari pembangkit tenaga gas alam. Sementara, pada IGP Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale, Huayou, dan Ford, akan beroperasi dengan listrik tenaga non-batubara.
Sesuai peta jalan menuju karbon netral, PT Vale telah melakukan beberapa inisiatif, antara lain, smart energy monitoring, studi optimalisasi untuk PLTA Larona, uji coba kendaraan berat listrik, dan perbaikan package boiler heating up. PT Vale juga mencetak capaian pada efisiensi energi. Di antaranya, pemakaian bahan bakar nabati (BBN) biodiesel B30 yang mampu mengurangi 30% pemakaian bahan bakar fosil.
PT Vale juga berhasil mengurangi beban landfill dengan mengoptimalkan pengelolaan timbunan limbah dari kegiatan operasi penambangan, proses produksi maupun kegiatan penunjang dan domestik. Hal-hal tersebut dilaksanakan mengacu pada kebijakan pada PROPER dan komitmen mengimplementasikan metode 4R (reduce, reuse, recycle, and recovery), atau upaya mengurangi, pemanfaatan kembali, daur ulang, serta pengambilan kembali. Alhasil, tidak ada limbah B3 yang dikirim secara internasional dan tidak ada tumpahan dari material limbah yang membahayakan lingkungan. (Lt/ris/Vi)