Tomoni Timur, Lutimterkini– Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Luwu Timur melaksanakan pelayanan/safari KB Bulan Bakti IBI atau Ikatan Bidan Indonesia. Sebanyak 138 akseptor ikut pelayanan KB yang di pusatkan di Puskesmas Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kamis (12/03/2020).
Pelaksanaan Safari KB ini terselenggara atas kerjasama DP2KB, IBI, Dinas Kesehatan, PKK dan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan dengan tagline “Terencana Itu Keren”, sebagai implementasi dari program banggakencana (pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana).
Kepala DP2KB Luwu Timur, Nursih Hariani mengatakan, kegiatan pelayanan KB ini melibatkan para bidan yang tergabung dalam IBI. Setelah dirapatkan bersama ditentukanlah waktu pelayanan yang dipusatkan di Puskesmas Kertoraharjo. Selain itu, keberhasilan capaian akseptor juga berkat upaya penggerakan dan penjaringan oleh PKB/PLKB dibantu para kader untuk mensukseskan kegiatan ini.
Lanjut Nursih, pelayanan akseptor KB ini hanya dikhususkan untuk pengguna metode kontrasepsi jangka panjang atau MKJP seperti implan dan IUD. Dari data pelayanan, sebanyak 138 akseptor berhasil terjaring yang terdiri atas 116 akseptor pemakai implan dan 22 akseptor pengguna IUD.
Perwakilan IBI, Dwi Pindahti Utami yang juga Kepala Poli KIA dan KB Puskesmas Kertoraharjo mengatakan, Baksos KB dan IBI ini melibatkan pengurus ranting IBI Puskesmas Kertoraharjo dan beberapa bidan dari Puskesmas Mangkutana, Tomoni dan Wotu dengan jumlah sebanyak 50 orang.
“Untuk alat kontrasepsinya itu disediakan oleh DP2KB, sementara peralatan medis dan jasa medisnya oleh tenaga bidan,” tambahnya.
Sementara Ketua Tim BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, M. Nasir Haedar yang turut memantau langsung pelayanan KB tersebut mengatakan, program pelayanan akseptor MKJP ini cukup antusias di Luwu Timur. Menurutnya, hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya menunjukkan pengguna implan di Luwu Timur cukup tinggi.
“Kami memang berharap agar masyarakat banyak menggunakan alat kontrasepsi MKJP seperti Implan dan IUD karena penggunaannya lebih efektif untuk mengatur jarak kelahiran dibanding non MKJP,” tutupnya. (LT/ACS/hms/ikp/kominfo)