Penulis : Nasrun Majid
Lutimterkini- Eksistensi PT Vale Indonesia Tbk sebagai emiten pertambangan memiliki andil dalam membangun negeri dan berkontribusi terhadap bangsa Indonesia. Dalam operasionalnya, PT Vale menerapkan prinsip pengelolaan tambang berkelanjutan , merawat elemen kehidupan sosial ekonomi masyarakat melalui kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan habibat di sekitarnya
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah terus mendorong dan mengimbau sektor industri untuk bertransformasi ke prinsip-prinsip pertambangan hijau Program keberlanjutan diejahwantahkan secara nyata oleh perseroan melalui sejumlah strategi operasional yang berkesesuaian terhadap teknologi, simultan dengan praktik pertambangan serta bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
Senior Manager strategic environment and reclamation PT. Vale Indonesia Tbk, Umar Kasmon menuturkan PT Vale berkomitmen menerapkan kaidah pertambangan berkelanjutan dengan memenuhi berbagai aturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Perseroan memiliki berbagai program untuk memastikan pemenuhan standar lingkungan hidup.
Kasmon menyebutkan salah satu contoh dan bukti awal dari program keberlanjutan PT. Vale Indonesia ialah penggunaan energi baru terbarukan dengan membangun dan mengoperasikan 3 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) guna menunjang operasional pertambangan di daerah konsesinya. Ketiga pembangkit tersebut itu masing-masing PLTA Larona, PLTA Balambano dan PLTA Karebbe.
Pengoperasian PLTA Larona pada tahun 1979 sekaligus menandai produksi komersial perdana PT. Vale Sumber energi yang dihasilkan dari ketiga PLTA tersebut berkapasitas 365 Megawatt (MW). Keberadaan PLTA ini juga berdampak positif pada pengurangan emisi karbon hingga 1,09 juta ton CO2 setiap tahunnya.
Kontribusi lain dengan adanya PLTA ini adalah kebutuhan listrik bagi warga sekitar (kabupaten Luwu Timur) yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas 10,7 MW.
“ Perseroan berkomitmen dalam pengendalian emisi dalam proses produksi untuk jangka panjang menuju penciptaan karbon netral,” ujar Kasmon.
Selain itu paparnya, PT Vale juga mempunyai kebijakan lingkungan aspek energi, efisiensi air, penurunan beban pencemaran, emisi gas rumah kaca, dan emisi konvensional, serta PT Vale berkomitmen untuk melakukan Rehabilitasi DAS di luar area produksi dengan melakukan penanaman yang tersebar di 13 Kabupaten di Sulawesi Selatan dan dilanjutkan pada tahun 2023 di provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.
Konsistensi ini membuahkan reward dari pemerintah dan lembaga pemerhati lingkungan dengan raihan GMP Award, Proper Hijau, dan sertifikasi ISO 14001:2015.
Tidak bisa dipungkiri, adanya kegiatan tambang berdampak kepada bukaan lahan yang cukup luas yang harus diimbangi kegiatan reklamasi. PT Vale berupaya untuk meningkatkan rasio reklamasi (re: perbandingan bukaan lahan dan penanaman reklamasi) hingga 63% di tahun 2022 dan berupaya untuk meningkatkan rasio tersebut hingga 70% di tahun 2025. Upaya ini didukung oleh adanya fasilitas nursery PT Vale yang terbangun di lahan seluas 2.5 ha dengan kapasitas bibit mencapai 700.000 bibit per tahunnya.
Air limpasan tambang juga merupakan satu hal yang menjadi perhatian PT Vale sebagai akibat dari kegiatan mining. Namun, hal tersebut telah diantisipasi oleh PT Vale dengan perencanaan yang terintegrasi antara kegiatan pertambangan dengan pengelolaan erosi dan sedimentasi.
PT Vale telah membangun lebih dari 100 unit fasilitas kolam pengendapan secara berjenjang dengan total kapasitas lebih dari 15 juta m3. Selain itu, untuk memastikan air limpasan tambang yang mengalir ke badan air telah memenuhi baku mutu, PT Vale memiliki fasilitas Lamella Gravity Settler (LGS) sebagai upaya untuk menurunkan parameter Total Suspended Solid (TSS) dan Cr6+. Fasilitas LGS merupakan teknologi pertama di Indonesia untuk perusahaan sektor pertambangan yang merupakan kolaborasi hasil riset dan kerja sama dengan BPPT, lazimnya LGS adalah fasilitas pengolahan yang biasa ditemukan pada pengolahan bahan baku air minum.
Kasmon juga menyampaikan jika teknologi LGS ini biasanya digunakan oleh PDAM, bukan oleh tambang. Sehingga PT Vale menjadi satu-satunya perusahaan tambang yang menggunakan teknologi ini
” Adanya fasilitas LGS tak lepas dari faktor lokasi operasional PT Vale yang sangat dekat dengan Danau Matano. Danau Matano adalah salah satu dari 15 danau prioritas nasional yang wajib dijaga kelestariannya.” Ucapnya.
PT Vale telah beroperasi di Sorowako selama lebih dari 50 tahun dan kondisi ekosistem Danau Matano yang sangat dekat dengan lokasi operasional dikelola dengan baik.
Perseroan berupaya menurunkan kadar SO2 sebagai langkah untuk mengurangi emisi. Perseroan telah menyusun rencana dan target untuk meningkatkan stabilitas dan baku mutu emisi SO2 dengan menurunkan intensitas secara besar-besaran.
Perseroan bersama perwakilan dari bisnis Vale Base Metal di Kanada membentuk tim panel khusus untuk memastikan rencana dan target pengurangan SO2 dapat tercapai. Tim tersebut bernama SERP (SO2 Emission Reduction Program). Setiap triwulan tim SERP meninjau kinerja intensitas emisi SO2 dan proyek-proyek di dalamnya.
Program CSR PT. Vale Menggerakkan Ekonomi Warga
Selain penerapan good mining practice, Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penambangan dan pengolahan biji Nkel terbesar di Indonesia, PT. Vale Indonesia, Tbk berkewajiban melaksanakan program-program corpoorate social responsibility (CSR) sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang.
Perusahaan berkomitmen dalam membangun perekonomian daerah melalui berbagai fasilitas pendanaan dan dukungan program terhadap pemerintah daerah untuk mengembangkan masyarakat di empat wilayah kecamatan terdampak operasi langsung, yaitu: Kecamatan Nuha, Kecamatan Wasuponda, Kecamatan Towuti dan Kecamatan Malili. Secara khusus, PT. Vale Indonesia mendukung program sektor utama, yaitu: pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur perdesaan.
Data dari Badan Pengelolaan Keuangan dan asset daerah serta badan pendapatan daerah kabupaten Luwu Timurn mencatat, setiap tahunnya PT. Vale memberi kontribus bagi pendapatan daerah kabupaten Luwu Timur sekitar Rp. 400 Miliar lebih . Pendapatan ini meliputi pajak bagi hasil Water Levy, Scraf, serta sejumlah pendapatan lain yang sah yang dibayarkan PT. Vale ke kas Negara dan kas daerah.
Besarnya pendapatan daerah Luwu Timur yang bersumber dari PT. Vale ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lalin, Badan Pusat Statistik (BPS) Luwu Timur menyebutkan, 44 persen pertumbuhan ekonomi Luwu Timur bersumber dari sektor Galian, Pertambangan dan Mineral (mayoritas ) dari aktivitas PT. Vale.
Dalam rangka mengukur efektivitas dukungan PT. Vale terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka perseroan telah melakukan pemetaan awal terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan serangkaian kajian (assessment).
Berbagai model pendekatan CSR PT. Vale dikemas dalam bentuk program mitra desa mandiri yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteran ekonomi masyarakat miskin dan kelompok rentan di wilayah terdampak operasi PT. Vale
Secara operasional, model pendekatan CSR ini menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui prinsip- prinsip partisipatif, kemandirian, akuntabilitas, keterpaduan, dan keberpihakan terhadap masyarakat miskin dan kelompok rentan. Program ini dibangun melalui proses pemberdayaan dari, oleh dan untuk masyarakat. (nasrun majid)